Sabtu, 22 Januari 2011

Puisi yang menyentuh kalbu

Didalam Untaian Matahari Tasbih Allah

Bulan ini penuh kelabu yang membawa luka nan mendalam
Malam ini langit pekat dengan keserakahan yang membawanya hancur bagai mesiu yang jadi beku
Bulan purnama sulit tertawa dengan sinar abadinya yang dulu menyinari setiap malam
Malam tak berbekas,bagai beruang yang berhibenansi ditengan pergantian musim
Bumi yang lapuk,lapuk tanpa keterangan resmi Allah

Dulu,kelambu itu dipenuhi oleh tasbih yang bergemericik
gemericik yang menuntunnya membawa kehadapan sang Sultan Dunia AKhirat
Bulanpun tertawa,mataharipun tersenyum,malampun jadi biru namun selalu berseri
malam dalam keagungan Allah,terhadap pandangan kaum adam yang nanar

Kelambu itu selalu mengingatkan diriku
Sewaktu aku dibawa oleh panglima menghadap sang Sultan
Kelambu yang wangi dengan penuh tosca dan melati,bak kesegaran alam syurga
Dalam detik - detik kehancuran dunia,ditengah kaum adam yang bergejolak

Tibalah saatnya,panglima pulang,menghadap Sang Sultan
tapi itu hanya tubuh panglima saja yang pulang,
tapi hati panglima tetaplah bersama ku,dan anak buah panglima yang lain
yang setia bersama panglima,bukan mengkhianati panglima

Hati,dan ruh panglima tetap menuntun diriku dan murid panglima yang lain,
menatap kematian membuka kehidupan,membuka masa depan yang abadi
Ku ingat selalu kata - kata panglima,sewaktu aku berada dalam kelambu panglima
Kata - kata hikmah yang amat besar karunia Allah didalamnya

Panglima,matahari tasbih itu sekarang mulai redup
tapi janganlah panglima biarkan daku untuk keluar dari dalamnya
karena,aku ingin bersama panglima,yang selalu menuntunku,
menemui sang Sultan,yang mengembangkan semangatku untuk selalu bersamanya.............